<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d5925363779590946785\x26blogName\x3dsakitkuningcollectivo\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLACK\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://sakitkuning.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://sakitkuning.blogspot.com/\x26vt\x3d3716000584114847413', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>
(CREATIVE.ARt.ORGANIZE ARTIST COLLECTIVE.NON profit)

ABOUT US

hello we'are : SAKITKUNINGCOLLECTIVO. Berdiri sejak 2006, sebagai kelompok alternative/artist collective non profit, Mengakomodir kerjasama secara kolektif ide-ide creatif dibidang visual art attack + performing art , atau kegiatan anak muda lainya secara kolektif (artist collective).

WHAt WE DO

VISUAL ART ATTACK :video,foto,visual jockey,street art,foto kopi art,kolase,komik,poster,dll PERFORMING ART: band kolektif,sound rebel,baca puisi,sexy dancer,performance art,musik eksperimental,dll

CONTACT US

sakitkuningcollectivo@gmail.com
08174884833 [RHARHARHA]
085781730233[IPUL]

DARLINKS

anginsegar
tembokBOMBER
stenzilla
rharharha
abuabukelabu
rooviespot
iVAA-online
ARTnetworkAsia
RURU
nadyAgogo
godit

RUMOURS

LOOKBACK

Oktober 2004 Oktober 2007 November 2007 Desember 2007 Januari 2008 Februari 2008 Maret 2008 April 2008 Mei 2008 Juni 2008 Juli 2008 Agustus 2008 September 2008 Oktober 2008 November 2008 Desember 2008 Januari 2009 Februari 2009 Maret 2009 April 2009 Mei 2009 Juni 2009 Juli 2009 Agustus 2009 September 2009 Oktober 2009 November 2009 Desember 2009 Januari 2010 Desember 2010 Februari 2011

ROCKINGFLYERS

designer
picture
font
blogskins

29/03/09

MEDIA LEGAL by ISROL TRIONO



Seni dan masyarakat

Perjalanan kesenian selalu sejalan dengan wajah realitas sosial, dimana seni itu tumbuh dan berkembang. Sejauh ingatan manusia dapat dilacak, seni memiliki fungsi tidak hanya sebagai cermin peradaban, namun juga menjadi alat untuk mempertahankan hidup. Seperti di goa-goa prasejarah seni rupa menjadi blueprint bagi teknik dalam berburu yang efektif dalam kurun waktu yang lama. Jaman revolusi pertanian, seni instalasi memedi sawah berguna untuk mengusir hama, di jaman Revolusi industri disatu sisi, seni digunakan untuk propaganda produk kapital dilain sisi juga dijadikan propaganda melawan penindasan, dan propaganda ideologi-ideologi yang sedang bertarung.
Melihat perkembangan seni diatas terkadang perlu adanya usaha para pelaku seni untuk dapat membangun interaksi yang komunikatif antara seniman dengan masyarakat, dalam kaitannya membina ruang publik sebagai sarana ruang kreatif untuk menciptakan seni ditengah masyarakat agar saling berhubungan, dan saling mengisi ruang pikiran manusia dengan dimensi lain dari yang dijumpai di ruang publik tersebut.
Jika seni di rumuskan sebagai daya ungkapan rasa, maka seni tersebut mampu membuka wawasan dan pikiran masyarakat sebagai metode pendekatan dalam proses belajar yang memberikan sebuah wacana dan suasana baru pada nilai-nilai budaya masyarakat dengan perkembangan lingkungannya saat ini.

Isrol triono









24/03/09

saturdayNITE'Jam




[saturday nite'jam 09]
membuka tawaran kerjasama mediaPARTNERs /sponsorship!!

Nama Event : Saturday Night Jam 09
Tagline : “ A Night Road Trip with sport & art“
Tanggal Event : April – Desember 2009
Sabtu Malam [Setiap Sabtu ke 2 & 4 setiap bulannya]
Waktu Event : 21.00 – 00.00 Wib
Lokasi : Tempat keramaian Publik , Taman – taman publik,
Tempat kumpul anak muda, Plaza dan Mall / Pusat Pertokoan
Event : BMX Freestyle Demo , DJ Performance, live act GRAFFITI/Mural, Bboy & Ballers Demo,
Graffiti & Green Campaign, kumpul – kumpul komunitas
Peserta : Riders Street & Flatland , WIMCYCLE BMX Team, Sakitkuningcollectivo, komunitas komunitas yang terkait

Didukung oleh : Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
WIMCYCLE

rangkaian program promosi dari Asosiasi BMX Indonesia sebagai sebuah perhelatan olahraga & kesenian yang terdiri dari street bmx, flatland, skateboard, live act graffiti dan mural, Dj performance & community ghaterring dan yang lainnya. Yang akan berlangsung dalam tiap satu malam minggu penuh di bulan April - desember..

menampilkan explorasi dan produksi kreatifitas dalam olahraga & seni

for more info:
sakitkuningcollectivo@gmail.com
asosiasibmx.com [sekretariat@asosiasibmx.com]

22/03/09

Re-Launch Mandor Premier Edition at Bandung


Tanggal 28 Maret 2009
di eatTempStore
Jl.Cilamaya No.5 Bandung
(depan gedung Sate)

Ya mandor kini hadir di Bandung,Jadi ini adalah re-launch kami yang sebelumnya diadakan tanggal 10 januari 2009 di RuangRupa,tebet.sekarang kami mengulang launchingnya di Bandung,untuk memperkenalkan pada khalayak banyak apa itu Mandor??seperti apa Mandor?baikah Mandor itu?apakah Mandor suka main perempuan?makanya..hadirilah!
karena Kami akan mengadakan acara seru disana,akan ada pameran lowbrow (murah biaya dan kreatif),band-band bandung dan jakarta yang akan main,dan tentu banyak merchandise yang akan dijual,seperti kaos,stiker,dan tentu buku Mandor sendiri.
Dan tentu besok akan ada pengumuman artisan yang lolos untuk masuk di Mandor Volume 2.Makanya dateng dong!wajib!
ditunggu kedatangan kalian,ajak teman-teman,dan lainnya sapa tau lo lo semua bisa jadi anak Mandor sejati juga!
Mandor Team

Link List:
http://mandorbooks.blogspot.com/2009/03/mandor-premier-edition-re-launch-di.html
http://isthiseat.com/
Contact Person:021-93788893 (godit)
email : mandormonthly@yahoo.com

KOMA *artcoholic* www.labirinkoma.multiply.com +sakitkuning call for artist and contributor


gambar 1 di daerah tanah kosong pamglima polim

gambar 2 di daerah kemang

chat with KOMA @ fb:
Meriken

gambar 1 di daerah tanah kosong panglima polom
gambar 2 di daerah kemang
di gambar ini gw pengen ngemix antara budaya gw gw punya sama keadaan yg sedang hype di sekitar kita
4:05pmAndy
cerita dikit tentang gambar satu & 2caracter nya? konsep ringanya?
4:05pmMeriken
contohnya budaya jawa dan topi era di karakter buto cakil yg biru
4:06pmMeriken
intinya itu adalah adaptasi dari karakter pewayangan (buto cakil ,buto ijo,gatot kaca) yg gw coba mix dengan keadaan di sekitar gwyg sedang hype
kaya topi era hiphop yang di pake si cakil
dan kain batik yang di pake gatot kaca dan buto ijo itukan sempet hype di kalangan remaja ibukota
4:09pmMeriken
dan budaya timur engga harus mati walaupun ga bisa kita pungkiri kita tetap adopsi budaya barat
gitu jels
heheheh

18/03/09

DIAS ARTWORK ( sakitkuning call for all artist and contributor)


Dalam gambar ini gw cuma ngasi tau aja kalo gambar tengkorak tu ga ada matinya dari jaman nabi juga uda ngehip sampe sekarang. Akhirnya gw jadi ketagihan gambar tengkorak de.

REWIND DOC. sakitkuning collective performance ASEAN/Aksi Performance Art Event 2007"Occupaying Space"






Sakit Kuning Collectivo (Indonesia)

“Collective Artist Performance Art Rebel Action”

This a group of young people from Jakarta. “Sakit kuning” means yellow fever. They mixed different kind of things, occupied the hall with a lot of activities. They seemed don’t care about boundaries. There combined some attraction with bicycles and skateboard to football; DJ and guitar player with experimental music to tattoo making; poetry reading to hair cut. Their action hand in hand with their name give the impression of typical rebel attitude of young people.

http://blackuniverse.multiply.com/photos/album/35/Sakitkuningcollectivo_at_Occupying_

“Occupying Space”

Pendahuluan

Performance art merupakan genre seni yang menempatkan dirinya pada irisan. Ia punya latar dari berbagai disiplin seni, sambil selalu menghindar dari konvensi-konvensi atau kategori-kategori yang sudah mapan. Dengan begitu ia berada dalam barisan seni-seni avant-garde (garda depan).

Ada istilah lain menyangkut pembaharuan dalam seni: kontemporer. Dalam dunia seni, istilah kontemporer tidak sekedar merujuk pada makna literer, yaitu kekinian. Kontemporer lebih merujuk pada prinsip-prinsip mengkritik, memperluas, bahkan menihilkan prinsip-prinsip yang sudah ada sebelumnya. Performance art juga bersesuaian dengan pengertian ini.

Membicarakan performance art adalah membicarakan semangat pembaharuan dalam seni. Satu semangat yang bisa membuat pemirsa tertantang berpetualang. Sebuah petualangan menonton. Pemirsa seperti halnya setiap seniman: selalu melakukan petualangan setiap kali berkarya.

Berikut adalah petikan rumusan definitif dari World Book Encyclopedia:


"Performance art adalah sebuah penampilan langsung yang mengkombinasikan elemen-elemen dari berbagai cabang seni. Seorang performance artist biasa menggunakan sastra, seni rupa, budaya populer, musik, tari, dan teater, juga video, slides, serta gambar-gambar dari komputer. Sebuah performance bisa terdiri dari satu atau beberapa orang dan mengambil tempat di mana saja dengan durasi sembarang. Performance art sering menggunakan tubuh si seniman sebagai medium utama. Performance itu mungkin bersifat autobiografis atau melontarkan pernyataan politis, terutama dalam kondisi radikal. Performance sering juga menggandeng kegiatan sehari-hari".

Dengan kata lain ia bukan hanya semata-mata penampilan, tapi juga sekaligus tindakan. Catatannya––seperti ditekankan oleh ahli sejarah Rose Lee Goldberg––persis karena sifat “alaminya”, performance art menolak definisi yang terlalu akurat atau gampangan, yang melampaui deklarasi sederhana bahwa ini merupakan jenis seni yang dihidupkan langsung oleh senimannya. Definisi yang lebih ketat lagi akan dengan segera dinegasi oleh ruang kemungkinan dari perfomance itu sendiri, tegas Goldberg.
[Rose Lee Goldberg, Performance ArtFrom Futurism to the Present , (London: Thames and Hudson, 1988)]

Rumusan inipun sudah harus dielaborasi lagi karena tuntutan jaman. Pengelaborasian ini yang hendak dilakukan dalam bingkai judul “Occupying Space”.

Latar
Di Eropa dan Amerika, perkembangan performance art dalam sejarahnya dikaitkan dengan rasa frustasi umum yang terakumulasi oleh Perang Dunia. Ternyata proyek besar mencerahkan umat manusia bernama modernisme itu, membawa manusia pada tindak destruktif. Seni, yang pada tataran paling mendasar selalu berujung pada suatu “keindahan” dan “menyenangkan”, dianggap tidak lagi relevan. Bagaimana mungkin kita menciptakan dan menikmati keindahan jika dunia begitu buruk?

Di Indonesia, muasal perkembangan performance art terbetik pada tahun 1970an, ketika istilah performance art mulai mapan di wilayah barat. Di Indonesia, saat itu istilahnya belum ada namun kecenderungannya sudah dimulai. Ada kondisi yang kurang-lebih sama, yaitu rasa frustasi umum. Tahun 1970an, sebagian kalangan terdidik Indonesia mulai menyadari bahwa fondasi pembangunan rejim Soeharto ternyata rapuh. Dinamika pembangunan terlalu sentralistik. Pola pergerakannya picik. Ketertataan ternyata mengandung pendogmaan. Dalam dunia seni mulai muncul konflik antargenerasi. Generasi tua hendak mempertahankan ketertataan yang diyakini benar, sementara generasi muda menghendaki pembaharuan. Pembaharuan selalu bermula dari eksperimen, suatu semangat bermain, mengurai diri dari ikatan, meluaskan penglihatan. Pemberontakan itu kreatif, kata Albert Camus.

Indonesia tahun 1980an, makin jelas, performance art sangat bersesuaian dengan aktivisme mahasiswa. Mahasiswa, sejalan dengan kaum terdidik lainnya mulai mengupayakan protes atas laju pembangunan yang timpang. Dalam soal seni, kembali, sumber perkaranya berupa ketertataan yang dipaksakan. Sebagian mahasiswa seni lebih menyukai berekspresi di luar ruang kelas. Di luar keharusan-keharusan yang digariskan institusi. Sementara di dalam kelas berkesenian harus disesuaikan dengan kebijakan resmi, di luar kelas, “panggung” yang tersedia merupakan ruang terbuka dan aksi demonstrasi. Faktor lain adalah kecenderungan mempertemukan berbagai disiplin dalam seni. Para seniman dan penyelenggara kegiatan seni menghasilkan karya dan kegiatan seni yang mempertemukan seni rupa, teater, tari, musik, juga sastra. Pertemuan antarseniman ini cenderung berisi perbincangan kritis tentang realitas, tentang ketidak-adilan, tentang seni itu sendiri. Misalnya seorang pelukis mengambarkan pengemis dengan begitu realistis dan menyentuh, lalu karyanya terjual mahal, apakah hal itu bisa dibilang “menjual kemiskinan”? Atau jika seseorang menggergaji kursi kayu di atas panggung, apakah itu bisa disebut seni?

Dalam performance art, sesungguhnya kekritisan tidak saja terarah pada realitas. Performance art juga kritis pada seni. Mengamati performance art kiranya akan memunculkan pertanyaan-pertanyaan semacam, apakah seni memang penting? Apa nilai penting seni? Di mana batas seni dan bukan seni? Pertanyaan-pertanyaan semacam ini adalah pertanyaan yang tidak akan tuntas dijawab. Upaya untuk bertanya dan terus mencari jauh lebih urgen daripada jawaban final. Upaya ini yang menjamin dinamika dalam seni. Jika mau diperluas, demikian juga dengan dinamika kebudayaan.

Mengkaji performance art dapat mengungkapkan hasrat umum dari para pelaku dan pemerhati seni terhadap kebaruan dan aktualitas. Mengkaji performance art dapat mengungkap bagaimana sesungguhnya posisi seni di hadapan publiknya. Bagi seniman, ini merupakan tantangan: apakah ia bisa membuat kehadiran dirinya penting? Sementara bagi pemirsa, tantangannya adalah apakah pemirsa mau menghadapi seni dengan cara yang sesensitif mungkin?

Paparan di atas lebih banyak menyangkut kondisi di Indonesia. Wilayah Asia Tenggara bisa diyakini berbagi kesamaan kondisi. Bukan hanya karena letak yang berdekatan melainkan karena kemiripan tatanan sosial-politik. Sebuah kegiatan yang merangkum wilayah Asia Tenggara dan melibatkan seni kritikal macam performance art diharapkan dapat mengemukakan penampang terbaru dari dinamika kultural.

Gagasan
Live art is especially ephemeral. Once performed, it tends to become myth and few photos and tapes.
(Laurie Anderson)

Orisinalitas dan aktualitas merupakan obsesi yang umum. Menyangkut seniman, orisinalitas mengandaikan keutuhan subjek penciptanya, dan aktualitas merujuk pada soal kesegeraan dan keutuhan presentasi. Performance art, dengan dihadirkan langsung oleh senimannya pada publik, melalui pengemukaan tubuh, dalam suatu peristiwa, menunjukan strategi paling jitu dalam mengejar orisinalitas dan aktualitas. Prasyaratnya, tentu saja, presentasi dalam ruang-waktu spesifik.

Ini era reproduksi mekanik kata Walter Benjamin, dan ia mengumandangkan hilangnya aura seni. Apakah benar-benar demikian? Karya seni ternyata tetap mempunyai daya pukau tersendiri. Ini suatu aura juga. Aura yang hilang adalah suatu aura dari era pra-teknologi reproduksi. Ketika itu karya seni bisa benar-benar tunggal, dan karenanya benar-benar unik. Tidak sembarang orang bisa punya pengalaman melihat karya seni. Lalu teknologi reproduksi menduplikasi karya seni dan membuatnya bisa dilihat oleh banyak orang. Yang jadi persoalan adalah hubungan karya reproduksi dan karya orisinal. Ketika kita memperbincangkan nilai satu karya dan merasa sudah memahaminya, walau belum pernah langsung melihat karya orisinal, saat itulah antara karya orisinal dan reproduksinya dianggap sejajar. Pengalaman melihat karya seni tereduksi keunikannya.

Diramalkan oleh Benjamin bahwa di era baru ini, seni mempunyai basis baru yang amat politis sifatnya. Kini semua karya seni yang dianggap baik pasti direproduksi seperti halnya semua peristiwa yang dianggap penting direkam dan digandakan rekamannya. Apakah yang menjadi pijakan dari keputusan untuk mereproduksi sesuatu? Pasar! Itulah basis baru bagi seni.

Bagi performance art, basis baru ini langsung memengaruhi kelebihannya yang berupa presentasi di ruang-waktu spesifik. Performance art lebih merupakan peristiwa daripada materi. Presentasi langsung merupakan karakter dasarnya. Karya sebenarnya adalah peristiwa yang hanya terjadi sekali, pada saat itu saja. “Sekali berarti sesudah itu mati”––syair dari Chairil Anwar ini kiranya bisa menyatakan karakter dasar dari peristiwa. Karya performance memang bisa dipresentasikan berkali-kali. Namun setiap presentasi selalu terikat pada ruang-waktu spesifik. Hingga presentasi kedua, ketiga, dst. merupakan karya yang tidak lagi sama, karena ruang-waktunya berbeda. Konteks sangatlah vital membentuk karya performance. Di sisi lain, bagaimana mungkin sebuah peristiwa bisa tersebar luas jika tidak didokumentasikan? Bahkan seluruh bangunan seni modern di Indonesia dimulai dari bacaan terhadap dokumen-dokumen seni. Pengetahuan tentang performance art pun didapat dari buku-buku dan kajian terhadap dokumen-dokumen.

Medium Meluaskan Ruang
Kita akan mulai dari pertanyaan dasar: di antara keragaman jenis seni, bisakah kita mengenali kelebihan satu jenis seni, benar-benar kelebihannya tanpa ada kelebihan serupa di jenis seni yang lain? Apakah kelebihan seni lukis, benar-benar kelebihan seni lukis yang tidak dimiliki jenis seni lain? Apakah kelebihan performance art, benar-benar kelebihan performance art?

Telah disebutkan bahwa performance art berbentuk peristiwa, artinya semua hal berpotensi menjadi seni dan ruang presentasinya bisa dimana saja. Dalam kehidupan, tidak ada peristiwa dan ruang yang unik. Semua mengalir begitu saja. Manusialah yang menandainya dan terus berupaya meninggalkan jejak-jejak. Menyaksikan peristiwa adalah upaya memaknai. Dengan begitu kelebihan performance art terletak pada keunikannya sebagai peristiwa.

Sesungguhnya ruang yang dipilih oleh performance artist untuk mempresentasikan karyanya akan menjelma menjadi “panggung”. Pada saat kegiatan berlangsung, ruang itu dihuni oleh pemirsa. Merekalah publik pada saat itu. Performance artist tampil menghadapi publik tersebut secara langsung. Performance artist selalu berstrategi menarik perhatian publik pada dirinya, membuat kehadirannya menjadi signifikan. Caranya, performance artist juga harus menyadari kehadiran publik. Masing-masing saling menyadari kehadiran. Dalam situasi seperti ini, dengan teknik tertentu, dapat terjadi peristiwa yang unik dan berkesan mendalam––dalam pengertian kesan yang bisa bergaung di masa datang.

Karya performance yang baik adalah karya yang berhasil memukau publik. Publik berhasil dipersuasi untuk mengamati tiap rinci. Sebaliknya, publik akan menuntut keunikan peristiwa yang membuatnya bersedia memperhatikan performance itu, rinci demi rinci.

Akankah peristiwa unik tersebut berakhir hanya dalam ingatan orang-orang yang hadir saat itu? Bagaimana halnya dengan mereka yang tidak hadir pada saat itu? Pertanyaan dari sisi lain: ketika pengalaman melihat karya seni sudah terlucuti keunikannya, bagaimana pula sebuah performance art bisa dianggap penting? Sisi lain lagi: ketika seseorang bertindak tanpa ada yang menyaksikan apakah tindakannya bisa ditandai sebagai peristiwa penting?

Pertama, sekarang adalah masa pencitraan. Ketika suatu peristiwa direkam dan citra dari peristiwa tersebut disiarkan, citraan menjadi punya kekuatan jauh lebih besar daripada peristiwa orisinalnya. Kedua, teknologi informasi memampatkan ruang dan waktu. Real time, real space jadi nisbi.

Maka ide “Occupying Space” mengundang performance artist yang mampu memukau publik. Kemampuan memukau publik adalah kemampuan menguasai ruang. Publik yang dibidik bukan hanya pemirsa yang hadir langsung pada saat presentasi, melainkan juga “pemirsa di masa datang”. Dalam kegiatan ini kamera hendak diperlakukan bukan sebagai alat perekam. Kamera diposisikan untuk membawa pemirsa di masa datang hadir di masa sekarang. Kamera dimanfaatkan untuk meluaskan “panggung” dari performance art, yaitu ruang-ruang yang ditempati. Kamera meluaskan ruang hingga melampaui batasan dunia nyata: ia bisa meraih ruang maya dan menyentuh persepsi pemirsa. Kemampuan memukau menjamin penyerapan simpul-simpul perenungan, kamera menjamin ketersebarannya.
[hh]

Kurator : Heru Hikayat

http://asean-aksi2007.blogspot.com/


16/03/09

"A CALL FOR ARTIST AND CONTRIBUTOR" - BY ABINARA (WWW.THEDEATHOFULUUKA.BLOGSPOT.COM)


it's called "even a freak could jump as high as they want".
it's about encouragement for delivering our thoughts through art without being scared, like the title said, even a freak could do what they want, if they wanna jump then they should jump, same as us, the new generation in the world of art, we must stand up against the power of "lack apprecitation of art"

14/03/09

TKMDII Present: Pemecahan Rekor MURI Mural 1000 tong sampah







photo taken from www.jahipul.blogspot.com

12/03/09

IN MEMORIAM " ENDANG (TIM)" 12 maret 2009

http://sepeda.wordpress.com/2008/08/26/hut-ke-3-koba-bikevaganza-2008/

elin ksp-ikj & alm endang
@ CINEPLEX 21 TIM foto by Paul Kadarisman (http://totallynow.blogspot.com)

Tiara Sumiarto ,Fauzia Fiddina, Nefrin Fadlan foto from fb Clara
Tiara Sumiarto , GaDz Amy , Fauzia Fiddina, Nefrin Fadlan foto from fb Clara

steve,endang,andy tidjels kenangan bersama Alm.ENDANG wisuda IKJ 2008 @ GRAHA BHAKTI BUDAYA-TIM , foto by andy tidjels


Endang menurut emak yg suka nyapu di TIM meninggal karena sakit paru paru basah.....
sedikit cerita tentang sosok endang
ENDANG biasanya selalu ada di TIM, untuk orang yang baru kenal sosoknya memang aneh, Dia dianggap gila, tapi di kalangan orang-orang TIM-IKJ, Endang sosok yang ga akan mereka lupakan dia suka minta duit ke orang-orang yg dikenalnya yang sekarang udah jadi "BOSS" atau sukses, dia juga suka ngantriin beliin tiket, dia juga suka maen ding dong bubble klo dia udah maen jangan harap ada yg bisa maen bubble...gua rasa duit yg didapet dia buat maen bubble doang hari itu....trus yg paling aneh lagi dia punya sepeda yg ada klason nya pake gas suaranya tau ndiri seluruh TIM bisa denger....trus ada temen gua Jimged pernah Foto dia waktu masa kampanye, dengan sepedanya dia ikut kampanye dengan atribut dan bendera merah merah buat pameran jakarta 32*C di Galeri Nasional, trus kata Bro Hadi Anti Squad dulu temenya pernah foto dia buat Cover Djakarta Magazine... moment terakhir gua dengan dia saat wisuda IKJ di GBB gua minta foto bareng dia....jadi sedihhh gua klo inget dia... soalnya gua diajakin Steve temen gua buat bikin sesi pemotretan bareng Endang dengan berbagai wadrobe/kostum ...sayang rencana itu belum kesampain Endang sudah duluan dipanggil oleh Tuhan....Selamat Jalan Endang salam buat bidadarimu disana.

*klo ada yg punya foto endang bisa dikirim ke email: sakitkuningcollectivo@gmail.com
atau di tag aja di fbnya andy tidjels..thanks

11/03/09

MURAL MURAL BAND BAND LOKAL

DICK DOANK KANDANG JURANG DOANG
WHITE SHOES & THE COUPLE COMPANY
THE UPSTAIRS
SEKARWATI
FABLE
BEQUIET
BRISIK NGENTOT
KEBUNKU
GOODNIGHT ELECTRIC

10/03/09

REWIND: sakitkuningcollectivo organize sound system...JAMAICAN SOUND QUAKE & SOSIS REGGAE


SOSIS REGGAE ALL YOU CAN EAT



01/03/09

Thove Enggadtzi

untitle

sore itu, untuk kesekian kalinya
ribuan mesin berdarah daging berkerumun teratur
diatas debudebu jalan, menunggu hijau berabad lamanya

lampu merah adalah palang pintu yang siap memuntahkan
mesinmesin buas liar berlarian mengejar Jakarta
yang berlari, terus kedepan

dari pinggir trotoar kudengar kecemasankecemasan
yang dipahat dari teriakanteriakan cerobong asap
bisingnya memecahkan jam digital ditengah jalan
kemudian menggelepar karena kehilangan katakata

jakarta sore hari jadi gemuruh aspal
yang mengantarkan setiap kekasih pergi meninggalkan dirinya

rawa mangun, 2009


Di kwitang, setiap toko buku ditinggalkan pembacanya

sekali waktu sebuah kabar dari surat elektronik tiba
tentang kau yang menulis temantemanmu dari atap bahasa
dalam sebuah buku

siang ini, dikwitang aku mencarimu
diantara rakrak kayu yang reot
diselasela buku yang lusuh
disetiap bau arak murahan calocalo
-where are you Pelo?

aku tidak menemukanmu,

“enggadtzi….enggadtzi”
diluar toko sepertinya kau memanggilku pelan
aku bersikeras meyakinkan diri bahwa itu adalah suara yang sama
ketika kali pertama
kau menawarkan ku secangkir kopi
disebuah kantin taman budaya

kuedarkan pandanganku kesegala arah
tapi yang kulihat hanya lalulintas yang ruet dan bising
hanya parade kening yang didalamnya sirine terus berdenging
-yes man, I like the way you dance and sing!

telepon genggam ku berdering
sebuah pesan singkat kubuka
dering yang berbeda dengan suara tifa, manik hitam atau koteka
“kau telah menemukanku disetiap puisipuisi cinta yang kau benci
dan grafiti yang kau cemburui”

sebuah pesan tanpa nama, hanya angkaangka
serupa toko buku yang ditinggalkan pembacanya

pejaten, 2009

Potret ciliwung

suddenly we are drowning
among thousands of garbage

sebuah
tempat
sampah
terpanjang
m
e
n
g
a
l
i
r
abadi
dalam
aorta
Jakarta
yang
berlari


cilandak, 2009